Jalan Menuju Moksa….Part 2

Om Swastyastu,

Setelah kita membahas lapisan Maya pertama (Anna Maya Kosa), mari kita lanjutkan membahas lapisan Maya yang kedua yang menyelimuti sang Atma yaitu;

2. PRANA MAYA KOSA = Lapisan Nafas

Beberapa orang yang mengamati proses kelahiran dan kematian manusia mengatakan, pertamakali manusia lahir dia narik nafas dulu kemudian menangis, hidup, menghembuskan nafas terakhir kemudian meninggal. Jadi hidup itu antara menarik nafas pertama dan menghembuskan nafas terakhir. Apakah pernyataan ini benar atau tidak saya tidak tahu pasti namun demikianlah informasi yang berkembang di dalam masyarakat.

Kalo diperhatikan memang benar, manusia itu tidak bisa hidup tanpa bernafas, bernafas merupakan tanda hidup, sehingga tidak jarang kita mengecek sistem pernafasan untuk mengetahui apakah orang itu masih hidup atau telah meninggal.

Senyatanya memang benar, kalo kita tahan nafas beberapa saat, kepala mulai pening dan kunang-kunang, semakin lama ditahan, semakin ngap-ngapan. Hal ini bisa dibuktikan bagi mereka yang suka menyelam tanpa bantuan Breathing Apparatus.

Nafas adalah hidup, dengan bernafas kita memperolah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama oksigen sangat dibutuhkan untuk proses pembakaran dalam tubuh, untuk menghasilkan energi untuk hidup.

Bernafas itu ada empat tahap: menarik nafas, menahan nafas, menghembuskan nafas kemudian menahan nafas lagi. Kalo diringkas menjadi tiga aktivitas: menarik nafas, menahan nafas dan menghembuskan nafas.

Saat menarik nafas kita menarik zat-zat dalam udara masuk ke dalam tubuh kita, saat menahan nafas, tubuh menyerap zat-zat yang terkandung di dalam udara itu, saat menghembuskan nafas, zat-zat yang tak sempat diserap dan zat-zat buang dari dalam tubuh terlepaskan ke udara.

Pertanyaan kemudian, bagaimanakah cara bernafas  yang benar.. yang bagus gitu loh…

Dari jaman dahulu kala, telah banyak diadakan studi tentang nafas, pengaturan nafas ini dikenal dengan nama Pranayama.  Produk dari studi ini lahirlah banyak teknik pranayama, Bastrika, Ujjay, Naga Api, Pernafasan perut tertekan ke dalam, Pernafasan perut tertekan ke dalam, dll. Rsi Patanjali menempatkan Pranayama pada tahap ke-4 dalam Astangga Yoga, sebelum memasuki tahap konsentrasi/penarikan indria ke dalam diri (Pranayama, Pratyahara, Darana, Dyana, Samadi)

Dalam beladiri uniknya lagi dari Ilmu Olah nafas ini lahir banyak ilmu-ilmu tenaga dalam, tenaga prana, tenaga dasar, peringan tubuh, pengobatan dengan penyaluran hawa murni, dll. Dari kombinasi pengaturan nafas dan gerak tubuh serta pikiran lahir beberapa ilmu beladiri yang menggemparkan dunia persilatan seperti; Aikido dari Jepang (moving zen/ meditasi berjalan), Taichi (Cina), dalam pencak silat variannya pun banyak ditemui.

Bahkan ada opini umum dikalangan orang-orang suci bahwa panjang pendek umur seseorang ditentukan oleh kumulasi nafasnya. Dalam arti ini usia hidup seseorang dapat diperpanjang dari usia yang sebenarnya dengan memperpanjang siklus nafasnya melalui teknik pranayama, yaitu pengaturan nafas dengan puraka (menarik), kumbhaka (menahan) dan recaka (mengeluarkan).

Bernafas adalah continuous process (tanpa henti) dalam tubuh manusia, selain menarik zat-zat yang berguna, bernafas juga membuang zat-zat yang tidak berguna dari dalam tubuh. Dibandingkan dengan proses pembuangan yang lain yang merupakan batch process (sewaktu-waktu) seperti: BAB (buang air besar), keringat, buang air kecil, dll, jumlah racun dalam tubuh yang berhasil dibuang jauh lebih banyak dengan melalui proses pernafasan. Beberapa guru yoga mengatkan bahkan sekitar 80% racun dalam tubuh terbuang melalui pernafasan.

Jadi bisa dibayangkan kalo sistem pernafasan terganggu, maka banyak sistem yang lain akan terganggu. Sering kita dengar orang bisa hidup tanpa makan berhari-hari, namun pernahkah kita dengar orang bisa hidup tanpa bernafas….?

Bernafas yang benar adalah benar dalam melakukan tiga aktivitas nafas tersebut, melalui saluran nafas yang benar dan rajin melakukan latihan nafas.:

Puraka (Menarik Nafas), pelan dan dalam, menarik nafas melalui hidung. Menahan nafas di dalam perut, semakin lama semakin bagus. Menghembuskan nafas pun dengan pelan dan halus, melalui hidung. Lebih bagus lagi apabila disertai dengan pengucapan mantra:

Tiga Aktivitas:

Menarik Nafas/Puraka : Om Ang Namah,

Menahan Nafas/Kumbaka: Om Ung Namah

Mengeluarkan Nafas/Recaka: Om Mang Namah

Mengikuti Empat langkah:

Manarik Nafas: Om Bhur Bwah Swah

Menahan Nafas(perut mengembung): Tat Savitur Varenyam

Mengeluarkan Nafas: Bhargo Devasya Dhimahi

Menahan Nafas (perut mengempis): Dhiyoyonah Pracodayat.

Waktu melakukan latihan pengaturan nafas yang paling baik adalah saat pagi dini hari (Brahma Muhurta) dimana jumlah pencemaran udara sangat minim, sehingga kita bisa menyerap udara bersih dan mengedarkannya ke dalam tubuh.

Para Leluhur kita di Bali merancang Doa Trisandya dengan diawali dengan Pranayama, dengan pranayama pikiran menjadi tenang, sehingga mudah untuk mengontrol dan mengendalikannya, mudah untuk mengkonsentrasikannya kepada Hyang Widhi.

Nafas memiliki hubungan erat dengan pikiran dan egoisme. Saat pikiran kacau, nafas menjadi tidak teratur, saat takut menghampiri nafas menjadi pendek dan cepat, saat marah/kesel/sedih, nafas menjadi tidak teratur dan pendek, sebaliknya saat pikiran tenang, nafas pelan dan dalam.

Berlatih pranayama secara teratur akan mengkondisikan nafas pada aktivitas yang teratur, pelan dan dalam sehingga memudahkan kita selalu berkonsentrasi dan mengendalikan diri (egoisme). Kita semua tahu konsentrasi dan pengendalian diri sangat kita butuhkan untuk mencapai hasil optimal dalam setiap bidang yang kita geluti.

kirang langkungne ampura..

Om Santi Santi Santi Om

Made M.

Abu Dhabi

One comment

  1. Ini yang kd perlukan…latihan pranayama, suksma MAr… kd sangat sangat bangga dengan dirimu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *