Di sudut kota ada sebuah bangunan yang megah, berdiri gagah menjulang langit. Bangunan ini terdiri dari 11 lantai, setiap lantai terdapat 12 kamar dan satu ruang rapat yang luas dan indah, penuh dengan dekorasi benda-benda langka yang dikombinasikan dengan warna-warni alami membuat setiap mata memandang jadi takjub.
Hari ini di dalam ruang rapat tersebut akan diadakan pertemuan stake holders sebuah perusahaan yang memegang peran penting dalam percaturan ekonomi di negara itu. Perusahaan ini adalah perusahaan multinasional yang sahamnya dimilliki oleh para investor dari berbagai negara di Benua Eropah yang bekerjasama dengan para investor local.
Rapat dijadwalkan mulai pukul 10:00 pagi. Satu persatu para petinggi di perusahaan itu datang, hingga waktu menunjukkan pukul 10:00 tepat, semua kursi yang tersedia telah penuh kecuali satu kursi utama. Sebenarnya ada dua kursi utama di sana, yang selalu di pakai oleh pemilik saham terbesar dari Benua Eropah (Mr. Robert) dan pemilik saham terbesar dari dalam negeri (Mr. Mahaartha) dikenal pula dengan nama Mr. Artha
Rapat terpaksa ditunda beberapa menit karena menunggu Mr. Artha, semua orang tampak mulai gelisah manakala waktu telah menunjukkan pukul 10:30 belum juga ada tanda-tanda kemunculan Mr. Artha. Tepat pukul 10:35 barulah beliau datang dengan pakaian khas daerahnya diiringi oleh dua orang body guard.
“Good morning gentlemen”
Good morning…
Mahaartha langsung menuju kursi utama dan tidak lupa dia melepas senyuman sambil menjabat tangan rekan bisnisnya pada Robert.
Robert membalas senyuman Artha sambil bertanya lembut:
Robert: Mr. Artha, have you ever been traveling with aeroplane..?
Mahaartha: Yes of course, why…?
Robert: Have you ever been late to flight…?
Mahaartha: No I have not.
Robert: Yes almost 99% people who use to flight they are never late.
Artha: Yes you are right
Robert: Any body know why they never late…?, or very rare the people late to flight..? (semua hadirin terdiam saling pandang sambil memutar otak untuk menemukan jawaban pertanyaan Robert).
Robert: “In my opinion, they are/we are never late to flight because we put them in the first priorities/ we think it’s very important for us.
If you think that this meeting is very important for you and you put them in the first priority, so none of you will be late. We will not lose our time more than 30 minutes.
Percakapan di atas hanyalah salah saju kejadian yang mengungkapkan kekecewaan seorang insan karena rekan bisnnisnya datang terlambat.
Nyatanya di dalam kehidupan kita sehari-sehari seringkali kita mendapati beberapa orang atau kita sendiri sering terlambat untuk menghadiri suatu acara misalnya: Pesta pernikahan seorang sahabat, Pesta Ulang Tahun kerabat, Syukuran atas keberhasilan seroang teman, Rapat penting
Disadari atau tidak kita cendrung memiliki mindset bahwa: Undangan itu bukan suatu prioritas utama, tentu hal ini akan sangat mempengaruhi kelangsungan acara dari suatu pesta atau perayaan, apalagi anda adalah orang yang ditunggu oleh sang punya acara. Seperti Mr. Mahaartha dalam cerita di atas.
Bagi orang barat waktu sangatlah penting, “Time is money” (Waktu adalah uang) demikian mereka melukiskan betapa berharganya waktu itu.
Bagi seorang muslim, waktu pun sangat penting, bila terlambat dalam sahur dan buka puasa, maka puasa yang telah dilakukan seharian penuh akan batal.
Bagi seorang atlet, waktu satu detik sangatlah berharga untuk memenangkan sebuah perlombaan seperti, balap motor/mobil, pelari, perenang, dll.
Dalam agama Hindu kitapun sangat menghargai waktu, secara umum sang waktu dalam Hindu dipandang sebagai suatu siklus yang terdiri dari tiga proses yaitu:
1. Srishti/Creation = Penciptaan, Awal dari Terang, Brahma
2. Sthithi/Continuation = Pemeliharaan, Terang berlanjut, Visnu
3. Laya/Dissolution = Pengembalian, Gelap(lenyapnya terang), Siva
Dalam kehidupan manusiapun demikian, diawali dengan kelahiran manusia (dari tidak ada menjadi ada), keberadaan berlanjut (dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, masa tua), perginya sang hidup (ketiadaan). Tidak ada/kosong… Ada/Keberadaan…Ketiadaan/Kosong kembali.
Brahma Muhurtha (awal teran/pagi hari), Rahina Puja= Terang berlanjut/Siang hari, Sandya Puja= Lenyapnya terang. Tiga waktu dimana kita melakukan sembahyang yang dikenal dengan Tri Sandhya.
Mungkin ini juga alasan kenapa dalam sembah kita selalu diawali dengan sembah puyung/kosong, kemudian dengan kembang/kwangen, diakhiri dengan sembah kosong lagi.
Satya adalah salah satu ajaran yang menekankan pada ketepatan waktu, satya samaya, bila berjanji untuk hadir pada waktu tertentu, datanglah tepat waktu baru bisa disebut sebagai satya samaya.
Demikian pula satya wacana, bila kita berkata untuk datang pada suatu acara tertentu, datanglah tepat waktunya barulah kita bisa disebut satya wacana.
Demikian berharganya sang waktu sehingga disebut dengan Bhatara Kala dalam agama Hindu, oleh karenanya, marilah kita biasakan diri kita untuk menepati waktu, tempatkan mereka sebagai prioritas dan sebagai hal yang penting seperti kita mau bepergian naik pesawat terbang.

