Category Religi

Sarasamuccaya Sloka 48

Om Swastyastu Lagi pula perbuatan orang yang bodoh, senantiasa tetap berlaku menyalahi dharma, setelah ia lepas dari neraka, menitislah ia menjadi binatang, seperti biri-biri, kerbau dan lain sebagainya. Bila kelahirannya kemudian meningkat, ia menitis menjadi orang hina, sengsara, diaombang-ambingkan kesedihan…

Masak Makanan Dengan Cinta

Om Swastyastu, “Makan untuk hidup atau Hidup untuk makan..?” demikian pertanyaan seorang kawan ketika kami kerja di Al-Jubail-Arab Saudi. Dari ketiga kata tersebut tidak berbeda, mereka tersusun dari tiga kata yang sama, namun kalo difikirkan mendalam keduanya memiliki makna yang…

Catur Yoga – Jnana Yoga

Om Swastyastu, Seperti yang kita singgung sebelumnya dalam Hindu dikenal ada empat jalan untuk menuju Yang Maha Kuasa. Empat Jalan ini disebut dengan Catur Yoga yang terdiri dari: 1. Bhakti Yoga: Menuju Yang Maha Kuasa dengan menggunakan sarana Rasa 2.…

Leadership dalam kekawin Ramayana

Leluhur kita sungguh sangat hebat. Dalam mengajarkan ajaran-ajaran suci dalam kitab suci Veda, mereka menggunakan nyanyian, sehingga orang tidak cepat bosan, sambil menyanyi dengan hati riang, juga mendapatkan manfaat berupa ilmu. Nyanyian itu dibedakan menjadi: 1. Sekar Alit: Macapat :…

Sarassammuccaya – Sloka 46

Sebab perikeadaan orang kebanyakan (orang yang belum mencapai tingkat filsafat) Ia tidak mengerti akan hakekat dharma, dan juga tidak tahu bagaimana cara mengendalikan nafsu, yang dapat dicapainya hanyalah untuk mati tujuannya hidup, maksud matinya adalah hanya untuk lahir lagi; orang…

Catur Marga Yoga – Jalan Karma Yoga

Om Swastyastu, Setelah kita membahas jalan Bhakti yang menggunakan sarana RASA untuk menuju Hyang Widdhi Wasa, mari kita melangkah ke jalan yang ke-dua yaitu Jalan Karma Yoga. Secara alamiah tidak seorangpun di dunia ini yang mampu menghidar dari aktivitas kerja,…

Catur Marga Yoga – Jalan Bhakti Yoga

Om Swastyastu, Tuhan sebagai pencipta Alam samesta ini, beliau maha segala-galanya. Bersifat Acintya = Tidak Terpikirkan. Beliau bersifat Nirgunam = Tidak berwujud, bersifat Sagunam = Berwujud. Bagaimanakah cara kita untuk mendekatkan diri dengan Beliau…? bagaimanakah cara kita untuk berjumpa dengan-Nya…?…