Hidup dalam Kotak

Kalo kita perhatikan kehidupan kita sehari-hari, kita tinggal dalam sebuah kamar, yang berukuran tertentu berbentuk kotak, kemudian kita pergi ke tempat kerja naik mobil, naik bus, yang berbentuk kotak pula.

Kita kerja di dalam sebuah kantor yang berbentuk kotak, kita pergi melakukan perjalanan berwisata dari satu pulau ke pulai naik kapal laut duduk di dalam ruangan yang berbentuk kotak pula, atau naik pesawat duduk di kelas ekonomi, kelas bisnis atau kelas utama yang berbentuk kotak juga.

Kita pergi ke sebuah toko berbelanja segala kebutuhan sehari-hari yang berbentuk kotak, kemudian mengikuti sebuah seminar atau memberikan presentasi pada komunal di sebuah ruangan tertutup yang berbentuk kotak pula….

Hampir setiap sudut hidup kita tidak bisa lepas dari kota, demikian pula attitude kita merupakan sebuah kotak yang terbentuk dari dinding pengalaman, dasar budaya dan tradisi, atap pendidikan dan pengalaman.

Kita berfikir, memberikan pandangan menurut ukuran kotak kita, sering kali kita memberikan pandangan, pendapat atau penilaian pada orang lain dari sudut kotak kita. Padahal belum tentu pendapat kita yang tampak kuat dan penuh bukti lebih baik atau benar dibandingkan orang lain. Sering dalam hidup ini ditemui pendapat yang terkesan lemah tapi ternyata terbukti bermanfaat.

Kita selalu berfikir dalam sebuah kotak sehingga sulit sekali melakukan pembaharuan dalam diri, kotak ini menghadang kreativitas sehingga sulit untuk menghasilkan lonjakan-lonjakan dalam hidup.

Kalo kita bisa keluar dari kotak kita, memandang setiap hal dari berbagai kotak-kotak orang lain, menyaksikan perbedaan kotak-kotak ini, hidup akan tampak  indah, harmonis dan damai. Apalagi kita bisa mengimplementasikan penghargaan kita pada keberagaman kotak-kotak ini, niscaya kita akan menemukan cita rasa, warna hidup yang penuh dengan keakraban dan keharmonisan. Ketenangan dalam hati, penghargaan dan toleransi yang tinggi.