Om Swastyastu
“Brahman Atman Aikyam”
Brahman (Tuhan) dan Atman (Jiwatman) itu Satu
Pada awalnya, Atman/Jiwatman memiliki sifat yang sama dengan Brahman (Tuhan) , karena Atman adalah percikan kecil dari Brahman.
Namun karena Atman kontak dengan Maya, maka Atman kehilangan kwalitasnya. Apalagi dengan adanya akumulasi karma buruk yang semakin banyak setiap kali reinkarnasi. Sehingga menambah tebal selubung Maya yang melingkupi sang Atman.
Maya ini terdiri dari Lima Lapis yang dikenal dengan nama: Panca Maya Kosa yaitu:
- Anna Maya Kosa: Lapisan yang terbentuk dari Makanan
- Prana Maya Kosa: Lapisan yang terbentuk dari Nafas
- Mano Maya Kosa: Lapisan yang terbentuk dari Pikiran
- Vijnana Maya Kosa: Lapisan yang terbentuk dari Kecerdasan
- Ananda Maya Kosa: Lapisan yang terbentuk dari Kebahagiaan
Lima selubung maya ini menutupi cahaya sang Atman sehingga sinar terangnya terhalangi.
Tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai Moksa “Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma” Moksa adalah bersatunya kembali sang Atma dengan Parama Atma. Beliau bisa bersatu kembali bila sifat-sifat dan kemurnian Sang Atma kembali seperti awalnya yaitu seperti Tuhan itu sendiri.
Karena Sang Atma telah diselimuti maya maka kekuatan dan kesuciannya berkurang, lantas bagaimanakah caranya untuk mengembalikan kesuciannya…?
Logikanya dengan melepaskan selubung Maya yang melingkupi.
Bagaimanakah Caranya…? Mari kita renungkan bersama satu persatu :
- Anna Maya Kosa: Lapisan Makanan
Untuk hidup kita harus makan, karena tubuh ini membutuhkan energi dari makanan. Makanan ini menjadi pembentuk tubuh manusia. Makanan yang dimakan haruslah benar cara memperolehnya, cara memasak, cara menyajikannya, dan cara menyantapnya.
Makanan didapat dengan cara yang benar maksudnya adalah; tidak dengan mencuri, dengan menipu, dengan merampok/merampas, namun didapatkan dengan usaha sendiri dengan tetesan keringat sendiri, sehingga makanan itu akan mesari (dalam istilah Bali), Halal (dalam istilah Islam).
Makanan dikategorikan menjadi tiga: Satwika: Kalo dimakan akan memberikan energi, ketenangan, seperti beras, gandum, madu, susu, sayuran dan buah2an hijau. Rajasika: Kalo dimakan membuat kita aktip seperti: daging, ikan, cabe, merica, bawang. Tamasika: Kalo dimakan membuat kita menjadi tidak aktip, lamban, seperti: minuman keras (arak berem), makanan yang dingin, makanan yang sudah basi.
Ketiga kekuatan itu (Triguna) kita butuhkan dalam hidup ini, Secara umum semua dari kita perlu energi, perlu ketenangan untuk memudahkan konsentrasi dalam melakukan setiap aktivitas hidup kita, maka kita perlu mengkonsumsi makanan satvam, Untuk beraktivitas kita perlu tenaga/aktip untuk menghasilkan berbagai produk dibidang kita masing-masing. Saat sakit datang mengunjungi, kita perlu banyak istirahat dan berdiam diri untuk pemulihan disini kita pun perlu makan makanan yang Tamasika.
Makanan dimasak dengan cara yang benar maksudnya adalah: Setiap makanan mengandung energi prana, memasak makanan yang benar adalah memasaknya jangan sampai kehilangan warna aslinya. Agar energi prana yang terkandung di dalamnya tidak hilang. Jangan lupa…setiap kali mengambil beras atau sayuran atau lauk pauk berdoalah pada Hyang Dewi Sri.
Makanan disajikan dengan benar maksudnya adalah; makanan disajikan dengan bersih, dengan piring dan sendok yang bersih, sesuai dengan budaya daerah masing-masing, indah dilihat, menarik selera, dengan penyajian yang benar banyak restoran jadi terkenal karena laku diburu para kuliner.
Makanan di santap dengan benar maksudnya; berdoalah sebelum menyantap makanan, sisihkan sedikit untuk para mahluk bawahan yang sama-sama merupakan ciptaan Tuhan. Makanan jangan terlalu panas pun jangan terlalu dingin, makan jangan terlalu cepat pun jangan terlalu lambat, karena sistem pencernaan manusia memiliki keterbatasan, ibarat mesin semakin dipaksa kerja keras maka life timenya akan semakin menurun.


maaf penjelasanya kurang lengkap tolong di lengkapi lagi
setelah moksa….perjalanan apalagi…atau hanya moksa sebagai batas akhir suatu perjalanan…maaf
ok makasih…dtggu
menurut konsep Hindu, moksa (bersatunya atman/roh dengan parama atman (Tuhan) adalah tujuan akhir perjalanan jadi manusia. Bila mereka terlahir lagi, mereka membawa misi menolong mahluk untuk mencapai pencerahan atau moksa.