Jalan Menuju Moksa…part 3

Om Swastyastu,

Mari kita lanjutkan pembahasan kita, setelah membahas dua lapisan maya pertama yaitu: lapisan makanan (anna maya kosa) dan lapisan nafas (prana maya kosa), kini kita lanjutkan ke lapisan yang ke-tiga

3. Mano Maya Kosa: Lapisan Pikiran

Bhagavadgita VII-4

Bhūmir āpo nalo wāyuh kham mano buddhir ewa ca

Ahankāra itinyam me bhinnā prakrtir astadhā

(Tanah, air, api, udara, akasa, pikiran dan akal serta rasa keakuan adalah merupakan 8 macam pembagian unsur dalam alam-Ku (dalam prakrti/alam/Maya)

Menawa Dharmasastra II-92

Ekādacam mano jũeyam

Swagunenobhayātmakam

Yasminjite jitāwetau

Bhawatah pancakau gunau

(Alat yang kesebelas adalah pikiran [telinga, hidung, kulit, lidah, mata, anus, alat kelamin, tangan, kaki,mulut, pikiran], alat bagian paling dalam yang karena sifatnya kedua pasang kelompok alat itu merupakan bagian dari padanya kalo masing-masing dari kelima jenis alat itu tetap ditundukkan).

II-93

Indriyānā prasanggena

Dosamrcchatysamcayam

Samniyamya tu tanyew

A tatah siddhim niyaçchati

(Karena keterikatan dari pada organ itu atas benda-benda jasmaniah, manusia, tanpa ragu-ragu lagi pasti berbuat dosa tetapi bila ia mampu mengendalikan semua, ia akan memperoleh keberhasilan dalam semua tujuannya).

Pikiran adalah salah satu anugrah yang istimewa yang dimiliki manusia yang membedakannya dari mahluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan.

Dengan pikiran manusia bisa memilah dan memilih mana yang perlu dan bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya dan kelestarian alam samesta. Dengan Pikirannya manusia melakukan pembaharuan disegala sisi hidupnya.

Bila tubuh ini diibaratkan sebagai sebuah kerajaan maka pikiran adalah raja, yang memimpin segala aktivitas kehidupannya. Bila pikiran itu kotor maka tubuh ini akan dibawa ke jurang neraka penderitaan, sebaliknya bila pikiran ini selalu bersih maka tubuh akan dibawa ke istana kebahagiaan.

Kalo tubuh ini kotor kita bersihkan dengan air, lantas kalo pikiran kotor apakah yang kita gunakan untuk membersihkannya?… Menawa Dharma Sastra Buku V sloka 109 menegaskan sbb:

Adbirgātrāni çuddhyanti

Manah satyena çuddyanti

Widhyatapobhyam bhutatma

Budhir jnanena çuddhyanti

(Tubuh dibersihkan dengan air

Pikiran disucikan dengan kebenaran/kejujuran

Jiwa manusia dengan pelajaran suci dan tapa brata

Kecerdasan dengan pengetahuan yang benar).

Hanya kejujuran/kebenaran/Arjawa yang bisa membersihkan dan mensucikan pikiran, tidak heran bila banyak orang mengatakan bahwa kejujuran/kebenaran adalah mata uang yang sah. Kejujuran adalah modal dalam pergaulan, orang jujur disukai banyak orang.

Pikiran adalah pusat semua aktivitas hidup, demikian dijelaskan dalam Manawa Dharma Sastra Buku XII sloka 4

Tasyeha triwidhasyrāpi

Tryadhisthānasya dehinah

Daca laksana yuktasya manah

Widyāt prawartakam

(Ketahuilah bahwa pikiran adalah perangsangnya dari semua hal-hal dibawah ini, bahkan sampai semua perbuatan yang ada hubungannya dengan badaniah, yang terdiri atas tiga macam, mempunyai tiga tempat dan terbagi atas sepuluh kelompok (3 dari pikiran, 4 dari perkataan dan 3 dari perbuatan)

Ibarat pedang, pikiran memiliki dua sisi bila kita mampu memanfaatkannya dengan baik maka akan memberikan kebahagiaan, namun bila kita tidak mampu mengendalikannya justru dosa yang akan kita dapatkan, hal ini dijelaskan dalam Manawa Dharma Sastra Buku XII sloka 5

Paradrawyeswabhdhyānam

Manasanistacintanam

Witathābhiniwecaçca

Triwidham karma mānasam

(Bernafsu akan milik orang lain, berfikir pada diri seseorang apa yang tidak diinginkan dan mengikuti ajaran yang salah, merupakan tiga macam dosa dari tingkah laku pikiran)

Penjelasan tentang pikiran lebih detail dijumpai dalam kitab suci Sarasamuccaya sloka 79-82,

Manasā nicayam krtva tato vaca vidhiyate,

Kriyate karmanā paçcāt pradhānam vai manastatah

(Maka kesimpulannya, pikiranlah yang merupakan unsur yang menentukan; jika penentuan perasaan hati telah terjadi, maka mulailah orang berkata, atau melakukan perbuatan, oleh karena itu pikiranlah yang menjadi pokok sumbernya)

Mano hi mūlam sarvesāmindrayānam pravartate,

çubhāçubhāsvavasthāsu kāryam tat suvyavasthitam

( Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya hawa nafsu, ialah yang menggerakkan perbuatan yang baik ataupun yang buruk; oleh karena itu, pikiranlah yang segara patut diusahakan pengekangannya/pengendaliannya).

Dūragam bahudhāgāmi prārthanāsamçayātmakam,

Manah suniyatam yasya sa sukhī pretya veha ca.

(Keadaan pikiran itu demikianlah; tidak berketentuan jalannya, banyak yang dicita-citakan, terkadang berkeinginan, terkadang penuh kesangsian, demikianlah kenyataannya; jika ada orang dapat mengendalikan pikiran pasti orang itu beroleh kebahagiaan, baik sekarang maupun di dunia yang lain).

Sarvam paçyati cakşuşmān manoyuktena cakşuşā,

manasi vyākule jate paçyannapi na paçyati.

(Dan lagi sifatnya pikiran itu, bahwa mata dikatakan dapat melihat pelbagai barang, tiada lain hanya pikiran yang menyertai mata itu memandang; maka jika pikiran bingung atau kacau, tidak turut menyertai mata sungguhpun memandang kepada suatu barang, tidak terlihat barang itu olehnya, sebab pikiran itulah sebenarnya yang mengetahui; sebab itu maka sesungguhnya pikiranlah yang memegang peranan utama)

Sebagai selubung yang ketiga dalam Panca Maya, maka melepaskan selubung ini diawali dengan membersihkan pikiran dengan kejujuran, mengarahkan pikiran untuk hal-hal yang baik, mengkondisikan pikiran untuk selalu di jalan yang benar.

Bagaimanakah cara menguasai/mengontrol pikiran…?

Dengan memahami sifat pikiran, kemudian rajin melatih diri untuk memusatkan pikiran melalui tahapan dalam astangga yoga. Pikiran sangat erat hubungannya dengan nafas, mengontrol nafas dengan baik akan memudahkan mengontrol pikiran, sehingga pranayama wajib hukumnya bila kita ingin mudah menguasai pikiran.

Made Mariana

Abu Dhabi

One comment

Leave a Reply to nhennyCancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *