Mengenal Agama Hindu- Tuhan bersifat Acintya=Tak Terpikirkan

Om Swastyastu

Setiap orang memilih jalannya sendiri untuk mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. dalam perjalanan menuju Sang Pencipta, manusia berusaha untuk mengerti dan memahami siapa gerangan Yang Menciptakan Alam Samesta ini.

Sebagian orang mendefinisikan Beliau sebagai sesuatu yang berwujud, tinggal di suatu tempat nun jauh di sana yang sangat indah. Sebagian lagi mendefinisikan Beliau sebagai sesuatu yang maya, tidak konkrit, tidak berwujud. Dalam Hindu Beliau didefinisikan bisa berwujud=Sagunam Brahman, bisa pula tidak berwujud =Nirgunam Brahmana, Beliau berada dimana-mana, di dalam ciptaan-Nya, maupun di luar ciptaan-Nya.

Dalam Hindu Sang Pencipta adalah Acintya artinya; Tidak terpikirkan. Bagaimanapun manusia mendefiniskan tentang Sang Pencipta, tentu tidak lepas dari buah pikirannya, semua pernyataan keluar dari pikirannya. Semua definisi tentang Tuhan kemudian dipertanyakan, diperdebatkan, didiskusikan, diseminarkan, semua itu adalah menggunakan logika atau pikiran.

Dalam Hindu Sang Pencipta dikatakan sebagai Acintya artinya: Tidak terpikirkan, jadi bagaimanapun manusia mendefinisikan Sang Pencipta tetap tidak akan menyentuh Beliau secara menyeluruh.

Mendefinisikan Sang Pencipta sama saja dengan membatasi Sang Pencipta. Dalam Hindu sangat jelas dikatakan: Sang Pencipta adalah tidak terpikirkan, jadi usaha untuk mendefiniskan, mendiskusikan, mendebatkan tentang Sang Pencipta adalah buang-buang waktu saja.

Tidak jarang kita temui orang berdebat tentang Tuhan, berjam-jam lamanya. Bahkan diskusi itu berlanjut berhari-hari. Coba kita renungkan, apakah dengan membahas dan mendefiniskan Sang Pencipta akan memberikan sesuatu manfaat..?

Kita semua mengerti bahwa hidup manusia di Bumi ini sangat terbatas usianya, di jaman ini boleh dikatakan rata-rata 65-75 tahun saja, 8 jam sehari kita gunakan istirahat, sepertiga dari usia kita untuk istirahat kurang lebih sekitar 25 tahun. sekitar 2 jam sehari kita gunakan untuk bersama keluarga, ,menemani istri dan anak-anak, 2 jam lagi untuk mandi, sembahyang, makan, 8 jam lagi kita gunakan untuk bekerja sementar sisanya sekitar 4 jam kita gunakan untuk kegiatan ekstra/tambahan.

Kalo yang 4 jam ini kita isi hanya untuk berdiskusi mendefinisikan Sang Pencipta, tentu kita akan kehilangan kesempatan untuk berbuat baik. Bagaimanapun kita mendefinisikan Sang Pencipta toh tidak bisa menyentuh Beliau secara menyeluruh, karena jelas kita mendefiniskan Sang Pencipta dengan pikiran kita. Sedangkan Sang Pencipta adalah Acintya= Tak Terpikirkan.

Kenapa kita tidak manfaatkan waktu sisa (4 jam) tadi untuk berbuat baik, melakukan pelayanan (seva), membantu orang lain, berbuat kebajikan, yang langsung menyentuh mereka yang membutuhkan. Tentu kita bisa memanfaatkan kehidupan kita sebagai manusia.

Sang Buddha (Avatara ke-9) sangat jelas mengingatkan kita dengan pernyataan Beliau: “I do not care your various theories about God. What is the use of discussing all the subtle doctrines about the soul? DO GOOD BE GOOD. And this will take you to freedom and whatever thruth there is” (Karma Yoga-Swami Vivekananda).

Sang Pencipta cukup dimengerti dengan Beliau MAHA SEGALA-GALANYA, APAPUN MUNGKIN ASAL BELIAU MENGHENDAKI, BELIAU MEMANG ADA DAN BELIAU MAHA SEGALANYA. Jadi LAKUKANLAH YANG TERBAIK, JADILAH YANG TERBAIK.

Om Santi Santi Santi Om

9 Comments

  1. Salam Sejahtera

    Saudara Sitijenang, terimakasih banyak telah mampir ke blog kami.
    Anda benar bahwa keberadaan Sang Pencipta bisa kita rasakan, di dalam Hindu, rasa (Ahangkara) diciptakan sebelum terciptanya pikiran. Dalam meditasi kita harus bergerak diatas pikiran, sehingga keberadaan Sang Pencipta dapat dirasakan betul.

    Salah satu pesan sesepuh kejawen di Jawa Tengah, “memahami hakekat Tuhan itu adalah dengan mengikuti rasa”. Rasa membangkitkan kasih dan cinta, Pikiran membangkitkan ego, sehingga lebih baik menggunakan rasa dalam menempuh perjalanan menuju Sang Pencipta

    Salam Damai
    Om Santi Santi Santi (Ya Tuhan semoga dalam keadaan damai, damai dihati, di dunia dan damai selalu selamanya).

  2. Salam Sejahtera,

    Terimakasih Pak Rudi yang telah mampir di Blog kami,
    Banyak Ilmuan yang berusaha menjangkau Tuhan dengan kemampuan berfikirnya, namun semakin dalam mereka berfikir, mereka semakin mengagumi kemahakuasaan-Nya.

    Enstein sendiri mengakui dan mengagumi kekuatan maha dasyat yang ada diluar jangkauan manusia yang telah membentuk/menciptakan, memelihara/menjaga serta mengendalikan/merecycle alam samesta ini.

    Salam damai
    Made M.

  3. rasa kerinduan akan makna tentangNya…akan membawa ia menuju suatu pendalaman sejati bahwa kita adalah sebenarnya abdi bagi suatu KEMUTLAKAN…

    berdebat, membahas tentangNya dan tiada lupa untuk membicarakan, memikirkan semua tentangNya…adalah suatu hal yang penuh kebersyukuran….pengabdian itulah yang utama…

    salam gwar…

    • Salam damai dan sukses selalu

      semoga setiap orang dari kita mampu menikmati kebahagiaan dan kedamaian dengan pemahaman kepada Hyang Widhi, Kepada Tuhan Yang Maha Esa…

      Salam
      Made M.

  4. Baiklah, sayangku, cucuku, ciptaanku dan diriku.
    Memang benar, jika kau ingin memahamiku, kau harus keluar dari pikiran. Karena pikiran adalah kekuatan tubuh yang ada di setiap sel. Jadi, kau bukan tubuh dan juga bukan pikiran. Namun jiwa yang berevolusi menjadi AKU (A artinya, Tak, Awal dan Akhir, K = kekuatan yg tercipta dari keberadaanku yg tak… dan U artinya ujud yg tercipta dari kekuatan) jika kau ingin memahamiku. Kau tidak bisa memahami lewat pikiranmu. Namun kau bisa memahami lewat pengalaman batin di dalam/meditasi. Sesungguhnya AKU adalah segalanya yg kau rasakan, pikirkan dan alami. Karena AKU adalah dirimu juga dan segala yg ada. Inilah disebut sebagai AKU = Wyapi wyapaka nirwikaram. Jadi AKU yg kelihatan dan tak kelihatan, yg tak berwujud dan berwujud. Karena semua adalah AKU, semua yg telah ada, sekarang ada dan akan selalu ada. AUM

    • Om Swastyastu,

      Matur Suksma Pak IKetut Ganda, demikianlah adanya, tatkala kita mampu melampaui pikiran, disanalah kita berjumpa dengan Hyang Maha Sunyi, Hyang Embang.

      Santih
      Made M./Abu Dhabi

Leave a Reply to Iketut gandaCancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *