Proses Penciptaan Alam Samesta dan Isinya

Bagaimanakah proses penciptaan Alam Samesta berserta isinya menurut Agama Hindu?

A. PROSES TERCIPTANYA ALAM SAMESTA

Menurut Sloka-sloka Nasadiya Sukta dan Bhagavadgita (Bagian dari VEDA)

Proses penciptaan alam samesta berawal dari tidak ada apa-apa, yang ada hanya Tuhan Yang Maha Esa (Paramasiwa/Nirguna Brahma/Tuhan Tidak berbentuk), sunyi, kosong, gelap, sepi dan hampa. Kemudian Tuhan mewujudkan diriNya menjadi Sadasiwa/Saguna Brahma (Tuhan berwujud) yang merupakan penunggalan dari Purusa (unsur dasar kejiwaan) dan Pradana (unsur dasar kebendaan). Baik Purusa maupun Prakerti keduanya adalah tanpa permulaan, sifatnya tidak dapat diamati.

Penyatuan keduanya (unsur dasar kejiwaan dan unsur dasar kebendaan) melahirkan Tiga sifat yang disebut Triguna yaitu:

  1. Satwa: sifat dasarnya tenang, terang dan menerangi
  2. Rajas: sifat dasarnya aktif dan dinamis
  3. Tamas: sifat dasarnya berat dan gelap, statis

Pertama-tama kekuatan Satwa yang lebih besar dari Rajas dan Tamas maka lahirlah Mahat yang berarti Agung, dari Mahat lahirlah Budhi adalah benih kejiwaan tertinggi fungsinya untuk menentukan keputusan. Budhi sifatnya Satwa sehingga keputusan sifatnya bijaksana. Dari Budhi lahirlah kemudian Ahamkara (asas kedirian/individuasi/ego) fungsinya adalah untuk merasakan. Dari Ahamkara kemudian lahirlah Manas, yaitu akal dan pikiran yang berfungsi untuk berfikir.

Proses selanjutnya lahirlah Lima unsur yang sangat halus, kelima unsur ini disebut Panca Tanmatra yang merupakan bibit dari unsur-unsur yang lebih kasar yang akan muncul kemudian. Adapun Unsur-unsur Panca Tanmatra adalah:

  1. Sabda Tanmatra: Bibit atau sari suara
  2. Sparsa Tanmatra: Bibit atau sari rabaan
  3. Rupa Tanmatra: Bibit atau sari warna
  4. Rasa Tanmatra: Bibit atau sari dari rasa
  5. Gandha Tanmatra: Bibit atau sari dari bau

Dari kelima unsur halus ini selanjutnya diciptakan Lima Unsur dasar yang lebih kasar yang disebut dengan Panca Mahabutha, yaitu:

  1. Akasa yaitu unsur Eteratau Ruang
  2. Wayu yaitu unsur Hawa atau Udara
  3. Teja yaitu unsur Api atau Panas
  4. Apah yaitu unsur Air atau yang bersifat Cair
  5. Pertiwi yaitu unsur Tanah atau semua yang bersifat keras seperti tanah/bebatuan, dll

Selanjutnya melalui proses evolusi, perpaduan kelima unsur dasar (Panca Mahabutha) ini saling mempengaruhi maka lahirlah benda-benda gas, benda cair, padat maupun benda yang bersifat panas. Benda-benda ini kemudian berkembang menjadi alam samesta dengan segala isinya, seperti; matahari, bumi, bulan dan planet-planet (Brahmanda). Brahmanda artinya: Ciptaan Tuhan yang berbentuk seperti Bulat Telor

B. PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Sebelum menciptakan manusia, Tuhan Yang Maha Esa, menciptakan mulai dari yang paling halus menuju yang paling kasar, yaitu menciptakan Dewa-dewa (malaikat), Gandharwa, Pisaca, Raksasa, Yakosa dan sejenisnya, kemudian baru mahluk-mahkluk berbadan kasar seperti manusia dan binatang.

Manusia pertama disebut MANU, atau Swayambhu yang artinya: Mahluk berfikir yang menjadikan dirinya sendiri. Dari kata Manu sekarang ini berkembang menjadi kata manusya (MANUSIA) yang berarti: keturunan manu.

Adapun proses penciptaan Manusia itu adalah sbb:

Manusia adalah bagian dari Alam samesta, demikian pula asal mula manusia dan alam samesta pada hakekatnya adalah sama, yaitu berawal dari pertemuan Purusa dan Prakerti.

Setelah terciptanya Panca Mahabutha yaitu: unsur ruang, unsur Hawa/udara, unsur Api/Panas, unsure Air/bersifat Cair, dan unsur padat/keras, maka sari-sari dari panca mahabutha ini menjadi Sad Rasa yaitu: Enam Jenis Rasa: Manis, Pahit, Asam, Asin, Pedas dan Sepat.

Dalam proses penciptaan setelah munculnya Ahamkara (unsure dasar rasa) maka muncullah Dasa Indriya yang dibagi menjadi dua yaitu: Panca Budhi Indria dan Panca Karma Indria.

Panca Budhi Indria:

  1. Caksu Indria: Alat pengeliatan pada mata
  2. Srota Indria: Alat pendengaran pada telinga
  3. Ghrana Indria: Alat penciuman pada Hidung
  4. Jihwa Indria: Alat pengecap atau perasa indria pada lidah
  5. Twak Indria: Alat peraba indria pada Kulit

Panca Karma Indria:

  1. Pani Indria: indria pada tangan
  2. Pada Indria: indria pada kaki
  3. Garbha Indria: Indria pada perut
  4. Upastha Indria: Indria pada pada kelamin
  5. Payu Indria: Indria pada alat pelepasan atau dubur

Unsur-unsur ini berpadu dengan Budhi, Ahamkara, Dasa Indriya, Panca Tanmatra dan Panca Mahabutha menghasilkan dua benih kehidupan Mahluk yaitu Sukla: unsur bibit laki-laki dan Swanita unsur bibit Wanita.

Pertemuan antara Sukla dan Swanita ini terjadilah kehidupan, lahirnya manusia dan makhluk hidup yang mempunyai segala jenis unsur alam ini.

Pada Diri Manusia unsur kejiwaan (Purusha) ini menjadi Roh/Jiwatma, sedangkan Prakerti (unsur kebendaan) menjadi badan kasar/tubuh ini/Raga Sarira. Sedangkan Suksma Sarira terdiri dari Budhi, Ahamkara dan Manas yang disebut tri antah karana yang berfungsu sebagai:

  1. Budhi: untuk menentukan keputusan,
  2. Ahamkara: Untuk merasakan dan bertindak, dan
  3. Manas: untuk berfikir

Tri antah karana ini yang merupakan alat batin manusia dan sangat menentukan karakter/watak seseorang.

Badan Kasar/Tubuh/Raga manusia terdiri dari unsure-unsur Panca mahabutha dan panca tanmatra dalam tubuh berbentuk:

  1. Tulang-belulang, Otot, Daging dan segala yang padat sifatnya terjadi dari gandha atau pertiwi/tanah
  2. Darah, lemak, kelenjar, empedu, air badan dan segala yang cair sifatnya terjadi dari rasa atau apah/air
  3. Panas Badan, Sinar Mata, dan segala panas dan bercahaya sifatnya terjadi dari rupa atau teja/api
  4. Nafas, Udara dalam badan terjadi dari sparsa atau wayu
  5. Ronggo dada, rongga mulut dan segala rongga lainya terjadi dari sabda atau akasa/eter.

C. PROSES PENCIPTAAN BINATANG DAN TUMBUHAN

Seperti halnya manusia, Binatang dan Tumbuhan adalah merupakan bagian dari alam samesta. Oleh karenanya asal mula dari binatang dan tumbuhan pada hakekatnya sama. Tapi manusia tidaklah sama dengan binatang dan tumbuhan. Perbedaan ini bersumber dari perbedaan karma wasana (bekas-bekas perbuatan di masa lalu) Karma wasana bersumber dari Tri Antah Karana (Budhi, Ahamkara dan Manas), dan Tri Guna (Satwa, Rajas, Tamas). Unsur Kejiwaan/Atma/Ruh, bertemu dengan unsure kebendaan maka Tri Guna akan aktif saling menguasai satu sama lain.

Jika kekuatan Triguna berimbang maka Atma/Roh akan menjelma menjadi MANUSIA. Apabila Tamas lebih kuat dari Satwa dan Rajas maka lahirlah menjadi Binatang dan Tumbuhan. Apabila Satwa lebih kuat dari Rajas dan Tamas maka Atma/Roh tidak lahir lagi/mengalami kelepasan/manunggaling kaulo lan gusti. Apabila Satwa dan Tamas sama kuatnya maka Atma/Roh akan masuk Sorga. Apabila kekuatan Rajas yang paling dominant maka Atma/Roh Masuk Neraka.

(wrhaspati tatwa)

Dengan dasar inilah maka Teori Darwin menurut pandangan Hindhu itu tidak benar.

3 Comments

  1. Om Swastyastu,
    Namaskar

    Sama-sama Bli Wayan
    Semoga Bli wayan sukses dan sehat selalu

    Terimakasih sudah mampir di blog kami

    Om Shanti Shanti Shanti Om

  2. om swastiyastu. .
    proses penciptaan manusia menurut hindu sama halnya dg teori evolusi darwin. tpi dlm hindu alam semesta diciptakan secara bervolusi dari yg halus (panca tanmanta) ke unsur yg kasar (panca mahabhuta). sedangkan teori darwin hanya membahas dari evolusi materi/benda kebentuk manusia sempurna. salam rahayu. . ^_^

Leave a Reply to riwanca'ckCancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *